• Jan 15, 2018
• growonglor

Kerajinan Kuningan Juwana – Setahun yang lalu pelancong lokal mau pun Nasional dibuat terheran-heran dengan Desa Growong Lor. Sentra kerajinan tembaga di Kota Juwana-Pati ini dilirik oleh para peliput majalah National Geographyc Traveller, yang hasil liputannya mereka tulis hampir 4 halaman dalam majalah internasional itu, dengan judul yang menohok pikiran kita “Jangan Lupakan Juwana”. Growong Lor, Desa pelosok dipinggiran Kota Juwana memiliki 74 pengusaha kerajinan kuningan, sehingga ia menjadi tempat yang paling banyak industri kerajinan kuningannya di bandingkan dengan desa-desa lainnya di Juwana. Saking uniknya Juwana dan desa Gowong Lor dengan sentra kerajinan kuningannya, para peliput di majalah National Geographyc Traveller hingga membutuhkan untuk melampirkan juga Peta Wisata disertai nama desanya, “Peta wisata kriya dan sejarah Juwana, sebuah destinasi alternatif bagi Anda pecinta budaya, penikmat keriuhan pelabuhan, sampai pemerhati tradisi leluhur. Mari berkeliling kota melongok potensi kota ini,” judul yang sangat provokatif. Sejarah industri kerajinan kuningan Juwana sudah ada sejak zaman Deandels, dengan perintis pertamanya adalah dia Mbah Rewok. Pusat industri kerajinan kuningan Juwana mulanya pada zaman itu terkonsentrasikan di Desa Pajeksan kemudian bergeser ke Desa Kudukeras dan menemukan puncak kejayaan kerajinan kuningannya di Desa Growong Lor . Pergeseran sentra produksi kerajinan kuningan Juwanan ini karena terdapatnya permasalahan yang amat pelik, yakni; jumlah populasi SDM pengrajin kuningan di Desa Growong Lor  lebih banyak, dan permasalahan yang kedua adalah masalah perijinan dari masyarakat sekitar mau pun pemerintah Kota Juwana sendiri. Ini adalah contoh produk asli Pengrajin Kuningan Desa Growong Lor :